Berita

Mengawal Perkembangan Usaha Rintisan

Program pelatihan dan pembinaan bagi para usaha rintisan kian marak di Indonesia. Hal tersebut memang berdampak positif bagi perusahaan digital yang baru menetas.

Namun, di sisi lain, para pemilik usaha rintisan berarti kian dituntut untuk tampil unik sekaligus bermental baja. Hal ini tak bisa dihindari lagi mengingat para pesaing memang semakin banyak. Belum lagi, pasar global kini sudah menanti untuk segera dimenangkan.

Skha Ventures dan Boostar selaku ESA Startup Development Center merilis program perekrutan usaha rintisan baru di Indonesia. Startup Development Bootcamp Program tersebut dimulai sejak bulan lalu di Bandung, Jawa Barat.

Boostar merupakan usaha rintisan yang juga berfungsi membantu para usaha rintisan lainnya mengembangkan usaha. Posisinya menjadi penghubung antara investor dan usaha rintisan.

Boostar mencoba menjadi penengah antara usaha rintisan dan penanam modal. Keberadaannya diharapkan dapat membuat pengembangan dan pencapaian bisnis menjadi lebih singkat.

Dalam program tersebut, lahir delapan usaha rintisan dari kategori bisnis berbeda. Tujuan penyelenggaraan program ini tak hanya melahirkan usaha rintisan dengan ide bisnis unik, tapi juga membina dan mengawal proses pengembangannya.

Pembinaan dan pengawalan perlu dilakukan agar setelah lahir usaha rintisan bisa berkembang secara maksimal. “Pembinaan dan pengawalan kami lakukan agar dana investor bisa digunakan lebih maksimal,” kata Chief Executive Officer (CEO) Boostar sekaligus mentor/ bagi para pelaku usaha, Riawan Paramarta, dalam acara Demo Day yang merupakan salah satu bagian dari Startup Development Bootcamp Program di Jakarta, Senin (19/12).

Ketika menanamkan modal, para investor tentu mengharapkan hasil maksimal. Boostar mencoba mengemban tugas tersebut agar dana investor tidak terlalu banyak digunakan dalam proses trial and error sehingga meminimalkan kesalahan.

Program bootcamp yang merupakan wadah para usaha rintisan untuk menima ilmu terkait ekosistem digital sudah berlangsung selama satu bulan di Bandung. Selama kegiatan ini berlangsung, para peserta mendapatkan berbagai materi, mulai dari validasi bisnis, pentingnya memberikan user experience serta user interface yang ramah pengguna, dan keterampilan memanfaatkan sesi pitching. Dengan materi yang diberikan, para pelaku usaha rintisan dinyatakan sudah siap masuk ke tahap Demo Day.

Pada tahap Demo Day, pelaku usaha rintisan wajib memresentasikan model bisnisnya dalam waktu tujuh menit. Tahap tersebut disaksikan beberapa investor serta perwakilan dari Kamar Dagang Indonesia (Kadin) dan Badan Ekonomi Kreatif (BeKraf).

Setelah proses tersebut, usaha rintisan masih tetap mendapatkan pembinaan dari Boostar selama enam sampai satu tahun ke depan. Selama proses pembinaan, pelaku usaha akan mendapatkan sedikitnya 60 materi baru, di antaranya mengenai kepemimpinan, manajemen, serta pengembangan perusahaan secara personal. Startup Development Bootcamp Program rencananya akan menjadi agenda rutin Skha Ventures dan Boostar dalam mencetak startup potensial.

Dari delapan usaha rintisan yang ikut dalam Demo Day, Finon menjadi salah satu yang mencuri perhatian. Finon merupakan usaha rintisan yang masuk dalam kategori financial technology atau fintech.

Lebih spesifik lagi, Finon bergerak dalam bidang tata kelola keuangan untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). “Banyak UMKM di Indonesia tidak memiliki sistem tata kelola keuangan yang baik di Indonesia,” kata Co-Founder Finon, Irsyad Kamal.

Finon mencoba membuat platform digital dalam menyelesaikan persoalan tersebut. Sebab, perkembangan UMKM akan lebih tepat dimulai dengan memiliki tata kelola keuangan yang baik.

Sebelumnya, para founder Finon merupakan konsultan digital untuk platform keuangan beberapa UMKM. Hal tersebut juga digunakan Finon sebagai riset sebelum melahirkan usaha rintisan.

Permasalahan mendasar bagi usaha mikro, menurut Irsyad, terletak pada tidak tersedianya pencatatan keuangan. Sementara untuk usaha makro, para pelaku usaha mayoritas tidak memiliki data lengkap terkait usahanya.

Finon hadir untuk menyediakan platform yang terdiri atas enam fitur. Seluruh fitur tersebut bisa digunakan UMKM untuk membuat berbagai analisis data mengenai usahanya sekaligus sebagai bahan pengembangan.  

rep: Nora Azizah, ed: Setyanavidita Livikacansera

Sorce : https://www.republika.co.id/berita/koran/inovasi/16/12/20/oih4w633-mengawal-perkembangan-usaha-rintisan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *